PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI B PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMK PGRI II SALATIGA
DOI:
https://doi.org/10.24246/j.sw.2012.v28.i1.p39-54Keywords:
Model pembelajaran kooperatif tipe learning together, keaktifan dan hasil belajarAbstract
Hasil pengamatan peneliti terhadap pembelajaran PKn di kelas XI B SMK PGRI II Salatiga, nampak bahwa guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam menyampaikan materi. Pembelajaran lebih berpusat pada guru dan menekankan pada pembelajaran secara individual, sehingga tingkat keaktifan siswa rendah (34,25% dari seluruh siswa di kelas ). Hal ini juga berdampak kepada rendahnya hasil belajar yang mencapai 62,17 persen siswa di bawah KKM ( 75 ). Terkait masih rendahnya keaktifan siswa serta rendahnya hasil belajar siswa tersebut, maka dilakukan PTK sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe learning together, sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang lebih tepat. Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa meningkat lebih dari 80 persen dari jumlah siswa dan hasil belajar siswa mencapai KKM (≥ 75) meningkat 100 persen. Selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning together keaktifan belajar siswa dapat meningkat, karena siswa diberdayakan dan diberi kepercayaan untuk kritis dan terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Ketercapaian persentase rata-rata keaktifan belajar siswa mencapai 71,4 persen pada siklus I yang lebih baik dari rata-rata keaktifan belajar siswa pada pra siklus yang hanya mencapai 34,25 persen saja, pada siklus II meningkat menjadi 91,4 persen. Dampak positif dari meningkatnya keaktifan belajar siswa adalah pada hasil belajar siswa yang juga meningkat, semula nilai rata-rata 72,43 pada pra siklus menjadi 75,86 pada siklus I dan 80,92 pada siklus II. Ketercapaian KKM (75), semula 37,83 persen pada pra siklus meningkat menjadi 81,08 persen pada siklus I dan menjadi 100 persen pada siklus II.
Downloads
References
Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Anita, Lie. 2004. Cooperative Learning Mempraktekkan di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo. Arikunto, Suharsimi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
BSNP. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Naional Replubik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : CV. Mini Jaya Abadi.
Bonwell, C.C. 1995. Active Learning: Creating excitement in the classroom. Center for Teaching and Learning, St. Louis College of Pharmacy.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Univ. Negeri Malang Mawardi. 2009. Konsep Dasar PKn. UKSW.
Oemar Hamalik.2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara
Poerwadarminta.2003.Balai Pustaka, Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Silberman, Melvin L.2004. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusa Media. Zaini, Hisyam.2010. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD (Center for Teaching Staff
Development).