LEGALITAS INTERVENSI INTERNASIONAL BERDASARKAN PRINSIP RESPONSIBILITY TO PROTECT (R2P)
DOI:
https://doi.org/10.24246/alethea.vol5.no2.p129-150Keywords:
Responsibility to Protect, R2P, Intervensi Internasional, Atrocity Crimes, Kedaulatan Negara, HAMAbstract
Diadaptasinya Responsibility to Protect (R2P) sebagai sebuah prinsip internasional pada UN World Summit 2005 menciptakan landasan baru bagi pemberlakuan intervensi internasional. R2P merupakan sebuah prinsip yang lahir dari adanya kekhawatiran akan kurangnya kesepahaman komunitas internasional tentang intervensi internasional yang kerap menghambat proses pengambilan keputusan, bahkan dalam situasi mendesak yang membutuhkan pengambilan tindakan sesegera mungkin. Membuka ruang bagi komunitas internasional untuk mengambil tindakan dalam bentuk intervensi internasional, tujuan utama prinsip R2P adalah memberikan perlindungan bagi penduduk sebuah negara dari atrocity crimes, yang mencakup kejahatan genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, dan pembersihan etnis, saat negara tersebut gagal memberikan perlindungan terhadap penduduknya. Meskipun begitu, intervensi internasional, apapun alasannya, hingga saat ini masih menuai kontroversi karena dianggap menciderai kedaulatan sebuah negara. Penelitian ini bertujuan untuk menegaskan bahwa intervensi internasional merupakan sebuah bentuk pertanggungjawaban komunitas internasional dalam upaya melindungi dan menegakkan hak asasi manusia dan bukan merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan sebuah negara.
Downloads
References
Buku
Annan KA, We the Peoples, The Role of The United Nations in the 21st Century (United Nations of Public Information New York 2000).
Conversi D, ‘Genocide, Ethnic Cleansing and Nationalism’ dalam Gerard Delanty and Khrisna Kumar (Ed) The SAGE Handbook of Nations and Nationalism (SAGE Publications Ltd 2006).
Holzgrefe JL, ‘The Humanitarian Intervention Debate’ dalam J. L. Holzgrefe and Robert O. Keohane (ed) Humanitarian Intervention: Ethical, Legal and Political Dilemmas (Cambridge University Press 2003).
Kissinger H, World Order: Reflections on the Character of Nations and The Course of History (Penguin Books Limited 2014).
Oppenheim L, International Law: A Treatise (ed. H. Lauterpacht ed. 8, Longman Green & Co 1955).
Shue H, ‘Limiting Sovereignty’ dalam Jennifer M. Welsh (ed) Humanitarian Intervention and International Relations II (Oxford University Press 2004).
Jurnal
Alexander KW, ‘NATO’s Intervention in Kosovo: The Legal Case for Violating Yugoslavia’s “National Sovereignty” in The Absence of Security Council Approval’ (2000) 23 (1) Houston Journal of International Law.
Bellamy AJ, ‘The Responsibility to Protect – Five Years On’ (2010) 24 (2) Ethics & International Affairs.
Edwards J, ‘Redefining Sovereignty: An Analysis of U.N. Secretary General Ban Ki Mon’s Rhetoric on The Responsibility to Protect Doctrine’ (2012) 19 (1) Peace and Conflicts Studies.
Glanville L, ‘Ellery Stowell and The Enduring Dilemmas of Humanitarian Intervention’ (2011) 13 (2) International Studies Review.
Gulati J, ‘Humanitarian Intervention: To Protect State Sovereignty’ (2013) 41 (3) Denver Journal of International Law & Policy.
Website
Bajoria J dan McMahon R, ‘The Dilemma of Humanitarian Intervention’ (Council on Foreign Relations, 12 Juni 2013) <https://www.cfr.org/backgrounder/dilemma-humanitarian-intervention> di akses 20 Januari 2022.
Evans G, ‘Myanmar and the Responsibility to Protect) (Gareth Evans, 21 Maret 2021) <http://www.gevans.org/opeds/oped225.html> di akses 5 April 2022.
Instrumen Hukum
Convention on the Prevention and Punishment of the Crime of Genocide.
Geneva Convention and its 1977 Additional Protocols.
Rome Statute of the International Criminal Court.
Control Council Law No. 10.
General Assembly Resolution 60/1 2005 World Summit Outcome (Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 60/1).
United Nations Charter.
Universal Declaration of Human Rights.
Westfälischer Friede.
Dokumen dan Publikasi Lembaga Internasional
Danish Institute of International Affairs, Humanitarian Intervention: Legal and Political Aspects (Gullanders Bogtrykerri a-s 1999).
ICISS, The Responsibility to Protect: Report of The International Commission on Intervention and State Sovereignty (International Development Research Centre, 2001).
UNHRC, Situation of human rights in Myanmar since 1 February 2021 (UN Doc A/HRC/49/72, 2022)
United Nations, A Tool for Prevention (Framework of Analysis for Atrocity Crimes, 2014).
United Nations, Report of The High-Level Panel on Threats, Challenges and Change on A More Secure World: Our Shared Responsibility (UN Doc A/59/565, 2004).